MODUL AJAR

MODUL AJAR

Modul ajar merupakan salah satu perangkat ajar, berupa dokumen yang berisi tujuan, langkah, dan media pembelajaran, serta asesmen yang dibutuhkan dalam satu unit/topik berdasarkan Alur Tujuan Pembelajaran (ATP).

Modul ajar serupa dengan RPP atau lesson plan yang memuat rencana pembelajaran di kelas. Namun, pada modul ajar terdapat komponen yang lebih lengkap dibanding RPP sehingga disebut RPP Plus.

Informasi mengenai Modul Pembelajaran dapat dilihat di sini.

POMG SDIT ALKARIMA GELAR PARENTING MENJADI IBU YANG DIBERKAHI

POMG SDIT ALKARIMA GELAR PARENTING MENJADI IBU YANG DIBERKAHI

Menjadi seorang ibu adalah anugerah bagi setiap perempuan. Perjalanannya tidak hanya sembilan bulan, melainkan sepanjang jalan. Maka dari itu, perjuangannya tak pernah bisa kita lupakan. Berangkat dari hal tersebut, tim POMG (Persatuan Orangtua Murid dan Guru) beserta SDIT Alkarima Kubu Raya mengadakan Parenting khusus untuk para ibu-ibu hebat.

Ketua POMG, Ratna mengatakan bahwa tema parenting  saat ini adalah “Menjadi Ibu yang Diberkahi”.

“Tujuannya adalah mudah-mudahan parenting ini dapat memberikan tip-tips pada ibu-ibu bagaiman mendidik anak-anak karena ibu adalah yang menjadi sekolah atau guru pertama bagi anak-anaknya. Pentingnya pembentukan kepribadian yang kuat dan baik berdasarkan Qur’an pada anak dirasa perlu dewasa ini melihat zaman yang semakin memprihatikan,” ungkapnya dalam rilis yang diterima, Minggu.

Selain itu, Kepala SDIT Alkarima Kubu Raya, Syabandi dalam sambutannya mengingatkan pentingnya bagi kita semua untuk memuliakan serta menyayangi kedua orangtua karena surga paling dekat dengan kita adalah kedua orangtua kita.

Pemateri parenting kali ini Umi Linda mengapresiasi kegiatan parenting SDIT Alkarima, ia mengatakan setiap SDIT Alkarima mengadakan parenting pasti pesertanya selalu ramai.

“Subhanallah SDIT Alkarima Kubu Raya ini, setiap mengadakan kegiatan Parenting pasti pesertanya ramai yang ikut”. Ucapnya.

Selain itu dalam paparan materinya umi Linda menerangkan bahwa kunci kebahagian dalam sebuah keluarga adalah terletak pada sosok ibu.

“kita semua harus memahami ini ya umi-umi yang sholehah semua, orang yang paling penting dalam keluarga dan kunci sebuah kebahagian adalah terletak pada seorang Ibu. Apabila ibu Bahagia maka seluruh isi rumah akan bahagia. dan apabila kita berada pada titik terendah sebagai seorang ibu ingatlah letak jarak solusi terhadap masalah yang kita hadapi adalah seperti jarak antara kepala kita dengan sajadah. Semakin dekat jarak kepala kita dengan sajadah semakin dekat solusi yang akan di dapat, begitu juga sebaliknya. Paparnya.

Kegiatan ini semakin semarak dengan penampilan para peserta didik SDIT Alkarima kubu Raya, dengan menampilkan senam P5, tari badinding, Da’I Cilik dan lain-lain. Serta di isi dengan UMKM, jajanan, dan souvenir yang membuat suasana semakin meriah.

SDIT ALKARIMA GELAR AJANG PENCARIAN BAKAT, AMB (Alkarima Mencari Bakat)

SDIT ALKARIMA GELAR AJANG PENCARIAN BAKAT, AMB (Alkarima Mencari Bakat)

Kubu Raya: dalam rangka mencari bakat-bakat peserta didik, SDIT Alkarima menggelar ajang pencarian bakat yang disebut AMB (Alkarima Mencari Bakat) Rabu-Sabtu (12-15/12/2023). KEpala SDIT Alkarima Kubu Raya, Syabandi mengatakan bahwa kegiatan ini adalah salah satu cara yang dilakuakan sekolah untuk menemukan bakat-bakat terpendam dari setiap peserta didik di SDIT Alkarima Kubu Raya.

“Ajang AMB ini merupakan salah satu ajang yang diselenggarakan sekolah untuk mencari atau menemukan bakat-bakat dari setiap peserta didik,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Syabandi berharap dengan ajang pencarian bakat atau AMB ini nantinya sekolah akan menjadi lebih mudah untuk mencari duta-duta yang akan mewakili SDIT Alkarima dalam lomba kedepannya.

“Alhamdulillah, mudah-mudahan dengan ajang pencarian bakat ini kedepannya SDIT Alkarima akan lebih mudah untuk mencari duta-duta lomba yang akan mewakili sekolah dalam kegiatan lomba di luar,” Katanya.

Ajang pencarian bakat atau AMB kali ini terdiri dari 16 ajang lomba yang terdiri dari futsal, olimpiade sains dan matematika, catur, karate, silat, bulu tangkis, tenis meja, bercerita, gambar bercerita, membaca puisi, menyanyi solo, pantomim, Da’I cilik, renang, dan atletik yang digelar selama 4 hari Rabu-Sabtu, 12-15 Desember 2023.

SDIT Alkarima Gelar Karya Profil Pelajar Pancasila Tampilkan Kebhinekaan Global dalam Alkarima Expo 2023

SDIT Alkarima Gelar Karya Profil Pelajar Pancasila Tampilkan Kebhinekaan Global dalam Alkarima Expo 2023

Kubu Raya (10/11) — Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) merupakan salah satu bagian dari proyek sinkronisasi merdeka pada kurikulum merdeka. Projek ini memiliki beberapa tahapan eksplorasi konsep, diskusi kritis, kontekstualisasi, aksi nyata dan gelar karya.

Gelar karya merupakan tahap terakhir dalam suatu tema Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. SDIT Alkarima Kubu Raya gelar ALKARIMA EXPO dengan tema tema Bhinneka Tunggal Ika (Bersatu dalam keberagaman karena berbeda itu rahmat), di Halaman Sekolah SDIT Alkarima Kubu Raya (9-10/10).

Kabid SD Dinas Pendidikan Kubu Raya Sunardi, mengapresiasi gelar karya P5 SDIT Alkarima kubu Raya yang sudah berkolaborasi dengan masyarakat, orang tua siswa dan sesuai dengan asas kebermanfaatan kepada lingkungan di sekitar sekolah.

Ia mengajak semua guru untuk mengubah mindset sehingga sejalan dan selaras dengan Implementasi Kurikulum Merdeka, dan menggerakkan komunitas praktisi di sekolah serta berkolaborasi untuk kebahagian peserta didik guna menciptakan pembelajaran yang nyaman dan menyenangkan.

“Saya mengapresiasi gelar karya P5 pada kali ini. Ini menjadi sebuah praktik baik yang luar biasa yang akan menjadi contoh bagi sekolah-sekolah lain di Kubu Raya khususnya di Indonesia karena mengubah mindset sehingga sejalan dan selaras dengan Implementasi Kurikulum Merdeka, dan menggerakkan komunitas praktisi di sekolah serta berkolaborasi untuk kebahagian peserta didik guna menciptakan pembelajaran yang nyaman dan menyenangkan.” imbuhnya
Syabandi selaku kepala sekolah menyampaikan bahwa tujuan adanya Alkarima Expo ini adalah menumbuhkan kesadaran bagi peserta didik untuk melestarikan budaya luhur, identitas dan lokalitasnya, serta tetap mempunyai keterbukaan berinteraksi dengan budaya lain, hingga mampu menanamkan sikap toleransi yang tidak melanggar budaya leluhur yang dimiliki bangsa ini.

“Projek ini bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran dan apresiasi siswa terhadap melestarikan budaya luhur, identitas dan lokalitasnya, serta tetap mempunyai keterbukaan berinteraksi dengan budaya lain, hingga mampu menanamkan sikap toleransi yang tidak melanggar budaya leluhur yang dimiliki bangsa ini,” ujar Syabandi, kamis (9/10/2023).

Pada gelar karya ini dipamerkan berbagai kekhasan dari setiap provinsi yang ada di Indonesia seperti makanan, baju adat, rumah adat, tarian di setiap stand yang telah dibuat oleh setiap kelas hasil kerja siswa, berkolaborasi Bersama orang tua dan wali kelas.

Selain itu, ditengah-tengah acara dilaksanakan penyerahan hasil donasi palestina secara simbolis oleh pembina Yayasan Alkarima Kalimantan Barat Dr. Didik M Nur Haris, kepada Koordinator Wilayah KNRP Kalimantan Barat, Syabarruddin, sebesar 𝗥𝗽 𝟰𝟮.𝟲𝟯𝟰.𝟭𝟬𝟬,𝟬𝟬 𝗥𝘂𝗽𝗶𝗮𝗵.

SDIT Alkarima Gelar Aksi Solidaritas untuk Palestina

SDIT Alkarima Gelar Aksi Solidaritas untuk Palestina

Kubu Raya- SDIT Alkarima Kubu Raya menggelar aksi solidaritas untuk Palestina di halaman sekolah SDIT Alkarima Kubu Raya, Jumat (27/10/2023). Aksi bertajuk AKSI SDIT ALKARIMA DUKUNG PALESTINA ini diikuti kurang lebih 600 ratus siswa dan tenaga pendidik di SDIT Alkarima Kubu Raya. Selain memakai busana muslim, siswa dan guru juga membawa Bendera Palestina dan tulisan “save Palestine”.

Aksi solidaritas ini dimulai dengan mendoakan rakyat Palestina yang menjadi korban kebrutalan serangan Israel. Selanjutnya, perwakilan dari pendidik dan siswa melakukan orasi kemanusiaan, penampilan puisi. Aksi pun ditutup dengan penggalangan dana untuk Palestina.

Kepala SDIT Alkarima Kubu Raya, Syabandi sangat mengapresiasi Aksi Solidaritas untuk Palestina yang dilakukan oleh tim PHBIN sekolah kali ini.

” “Takbir..Allahuakbar … Allahuakbar … Allahuakbar…!”

“Kita berterima kasih dan mengapresiasi atas dilaksanakannya Aksi Kemanusiaan untuk Palestina,” kata Syabandi.

Lebih lanjut, Syabandi menambahkan dengan memberi motivasi kepada seluruh siswa bahwa dengan keterbatasan dan penindasan yang ada di Palestina ternyata dapat melahirkan minimal 1.000 hafidz-hafidzah para penghafal Al-Qur’an setiap tahunnya.

Sementara itu, Ketua PHBIN SDIT Alkarima Kubu Raya, Imam Muttaqin menyampaikan, tujuan dari aksi ini adalah untuk memperkuat Solidaritas Umat Islam terhadap Palestina serta untuk menanamkan motivasi dan pesan moral kepada seluruh siswa bahwa ditengah keterbatasan anak-anak di Palestina pun dapat menjadi yang terbaik.

“Hari ini, kita harus belajar dari anak-anak di Palestina, setiap hari mereka mendengar bahkan melihat lansung bom meledak, penindasan terhadap orangtua mereka dan reruntuhan gedung-gedung rumah mereka. Tetapi mereka tetap kuat dan semangat untuk menghafal Al-Qur’an,” katanya.

Tidak hanya itu, TKIT dan SDIT Alkarima Kubu Raya Peduli Palestina juga menggalang donasi untuk membantu rakyat Palestina. Sejauh ini donasi yang terkumpul sudah mencapai Rp 42.634.100,00 Rupiah. SDIT Alkarima Kubu Raya Stand Together With Palestina.

Marketday On the Road SDIT Alkarima

Marketday On the Road SDIT Alkarima

Pontianak: Peserta didik SDIT Alkarima Kubu Raya mengadakan kegiatan ‘Marketday On The Road’ di area Car Free Day di Jl MT. Haryono Pontianak, Ahad (15/10/2023). Kepala SDIT Alkarima Kubu Raya, Syabandi mengatakan kegiatan ini adalah satu diantara cara untuk menumbuhkan jiwa entrepreneurship peserta didik.

“Karena salah satu brand sekolah kami adalah sekolah entrepreneur, maka kegiatan ini merupakan salah satu bentuk program sekolah untuk mewujudkan dan menumbuhkan jiwa wirausaha atau entrepreneurship kepada peserta didik kami,” ungkapnya.

Sedangkan ketua tim Entrepreneur SDIT Alkarima, Yuniar bersyukur kegiatan ini dapat dilaksanakan 2 kali dalam bulan oktober ini.

“Alhamdulillah, kegiatan Marketday On The Road ini bisa kembali kami laksanakan kembali setelah 2 pekan lalu siswa kelas 5 kali ini giliran kelas 6.” katanya.

Kegiatan kali ini peserta didik yang berjualan di kegiatan Car Free Day dari siswa kelas 6. Mereka sangat antusias untuk menjajakan barang dagangannya. Kegiatan ini juga mendapat perhatian masyarakat yang ada di lokasi tersebut.

MEMBANGUN KARAKTER ANAK DI ERA 5.0

MEMBANGUN KARAKTER ANAK DI ERA 5.0

Oleh : Syabandi, S.Pd.I, M.Pd
Pada era Society 5.0 segala aspek kehidupan berkaitan dengan teknologi. Hal tersebut telah membuat manusia harus berpikir kritis serta mampu beradaptasi dan berinovasi. Memasuki era baru ini, diharapkan manusia bisa terus mengembangkan diri bersamaan dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat. Berbeda saat awal kemerdekaan, pendidikan banyak menitik berat pada aspek moral. Tantangan saat itu tidak terlau banyak dan sulit. Peran orang tua yang dominan, secara positif akan mempengaruhi karakter dan kepribadian anak di rumah dan di lingkungan masyarakat. Orang tua yang menerapkan disiplin dan karakter tangguh pada anak akan memberikan pesan positif bagi anak tersebut. Banyak kita jumpai anak-anak yang patuh dan hormat kepada orang tua. Anak-anak yang mempunyai gen positif dari kepribadian orang tua akan menumbuhkan tren positif bagi karakter dan kepemimpinan anak tersebut di masyarakat.

Berbeda halnya dengan pendidikan saat ini. Kita dihadapkan dengan persoalan-persoalan kemajuan teknologi dan zaman. Orang tua harus menyesuaikan pendidikan di zaman modern saat ini. Orang tua diusahakan untuk mempelajari perkembangan zaman yang disesuaikan dengan trend saat ini. Orang tua harus lebih melek teknologi mengikuti perkembangan saat ini. Jangan sampai anak-anak lebih memahami dan menguasai teknologi dan informasi ketimbang orang tua. Pendidikan saat ini tidak boleh sama dengan pendidikan zaman kolonial. Pendidikan harus menyesuaikan perkembangan dan kemajuan. Orang tua harus mampu berperan sebagai mitra dan teman bagi anak-anaknya. Pendidikan otoriter yang biasa diterapkan orang tua tidak lagi sepenuhnya manjur. Sehingga sudah harus berbagi dengan menerapkan pendidikan yang demokratis, yaitu antara orang tua dan anak selalu menjalin komunikasi yang baik dan positif sehingga dapat  menentukan keputusan bersama untuk kemajuan anak tersebut.

Menurut Ki Hajar Dewantara pendidikan merupakan upaya memerdekakan manusia dalam arti menjadi manusia yang mandiri agar tidak tergantung kepada orang lain secara lahir maupun batin.

Saat ini anak-anak harus merdeka dari intimidasi dan tekanan yang berdampak pada sulitnya mereka dalam menentukan keputusan masa depannya. Orang tua yang tidak mengikuti perkembangan seringkali menjadi persoalan dalam kehidupan keluarga. Ada sebuah acuan bagi kita dalam melakukan pendampingan kepada anak-anak agar sesuai dengan perkembangannya.  Menurut sahabat Ali bin Abi Thalib, didiklah anakmu menjadi tiga tahapan.

Pertama, Periode usia 0-7 Tahun

Pada usia 0-7 tahun pertama dalam mendidik anak diibaratkan dengan memperlakukan mereka layaknya raja. Orang tua sebaiknya ‘melayani’ anak disertai sikap yang lemah lembut, tulus, dan sepenuh hati ketika mengasuh anak. Namun, bukan berarti harus memanjakan anak. Tetapi bersikap tegas dengan penuh kasih sayang.

Jika ingin memberitahukan suatu hal, gunakan bahasa sederhana yang mudah dimengerti serta tanpa kekerasan. Sebab, pada usia ini anak akan banyak meniru apa yang dilakukan oleh orang-orang di sekitarnya. Dalam tahapan ini orang tua yang mendampingi banyak mengambil peran dalam menentukan keputusan-keputan.

Kedua, Periode usia 8-14 Tahun

Masa ini menjadi salah satu titik paling penting di dalam tumbuh kembang anak. Ajarkan anak tentang hak dan kewajiban, akidah dan hukum agama yang diperbolehkan dan dilarang. Selain itu mulailah membiasakan anak untuk melakukan hal-hal penting dan mendasasr seperti salat lima waktu, memakai pakaian yang bersih, menutup aurat, membiasakan membaca Al-Quran, serta membantu pekerjaan rumah. Dalam tahapan ini antara orang tua dan anak sudah memulai untuk berkomunikasi dan berinteraksi yang banyak. Harus seimbang antara arahan atau instruksi dengan mendengar keluhan atau curahan hati anak. Karena dalam tahapan ini anak belum stabil dalam menentukan keputusan, mereka perlu banyak didampingi agar lebih matang dalam perilaku.

Ketiga, Periode usia 14-21 Tahun

Periode usia ketiga atau terakhir yang dimaksud Ali Bin Abi Thalib adalah saat anak telah akil baligh, usia 14-21 tahun. Orang tua dianjurkan untuk memperlakukan anak sebagai sahabatnya. Bersikaplah layaknya sahabat sehingga mereka dapat terbuka dalam segala hal pada orang tua.

Ajak mereka untuk diskusi banyak hal serta bantu mereka menemukan potensi, lalu kembangkan. Arahkan anak untuk tumbuh sebagai sosok yang percaya diri, pemberani, serta bertanggung jawab. Dalam tahapan ini anak-anak harus merdeka dalam menentukan masa depannya.

Selain itu, latihlah anak untuk mandiri karena kehidupan mereka tidak bisa selalu bergantung pada orang tua, teman, atau orang lain. Namun, sebaiknya tetap diberi pengawasan untuk mencegah anak pada hal-hal negatif yang tidak diinginkan.

Orang tua yang bijak tentu tidak akan salah dalam mengambil keputusan agar anak yang dibimbing, dididik dan dibesarkan menjadi anak yang tumbuh dan berkembang postif sesuai dengan fitrahnya. Orang tua bisa mengambil langkah-langkah yang positif sesuai perkembangan mereka masing-masing. Setiap perkembangan pastilah memerlukan langkah-langkah yang tepat sesuai dengan perkembangannya.

Tujuan dari Pendidikan dalam Islam tentu akan menjadikan seorang anak yang tangguh dan hebat sesuai dengan perkembangan dan zamannya. Bukan zaman kita saat dahulu kala. Tentu kita berharap anak yang tumbuh dengan pendidikan yang mengedepankan moral dan keimanan akan tumbuh menjadi anak yang mempunyai nilai tauhid yang baik. Pendidikan Islam sejatinya adalah sebagai wahana pembentukan karakter manusia yang bermoral tinggi. Dalam ajaran islam moral atau akhlak tidak dapat dipisahkan dari keimanan. Keimanan merupakan pengakuan hati dalam berkeyakinan kepada Allah swt.

Kita berharap agar anak-anak yang kita bimbing dan kita bina menjadi anak yang memiliki karakter tangguh sehingga mampu bersaing dengan orang-orang yang ada di luar sana. Selain karakter yang tangguh mereka juga harus memiliki aqidah yang kuat dan ibadah yang benar.

 

 

POMG SDIT ALKARIMA GELAR PARENTING CARA CEGAH DIABETES & OBESITAS DENGAN GIZI SEIMBANG

POMG SDIT ALKARIMA GELAR PARENTING CARA CEGAH DIABETES & OBESITAS DENGAN GIZI SEIMBANG

       Diabetes menjadi salah satu penyakit penyebab kematian terbesar di dunia. Namun penanganan di masyarakat hanya sebatas membatasi asupan gula atau melakukan suntik insulin. IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) sebut kasus diabetes pada anak meningkat 70 kali lipat pada Januari 2023. Berangkat dari hal tersebut, tim POMG (Persatuan Orangtua Murid dan Guru) beserta SDIT Alkarima Kubu Raya mengadakan Parenting (Sabtu, 19/08) sebagai upaya preventif, utamanya di kalangan orangtua peserta didik sebagai edukasi awal mengenai pencegahan diabetes dan obesitas pada anak-anak

Ketua POMG, Dian mengatakan, Parenting ini dilaksanakan sebagai upaya untuk memberikan edukasi awal kepada orangtua peserta didik agar bisa melakukan pencegahan awal diabetes dan obesitas pada anak-anak.

“Apalagi, dari data yang kami dapat bahwa per Januari 2023 ini kasus Diabetes khususnya pada anak melah meningkat. Mudah-mudahan parenting ini menyedarkan kita Bersama mengenai cara mencegah diabetes dan obesitas dengan gizi seimbang,” tambahnya.

Lantas bagaimana cara mencegah diabetes pada anak? Pemateri parenting, Dr. Nevita Bachtiar, menyampaikan pencegahan diabetes pada anak bisa dilakukan melalui Prinsip 4 pilar gizi seimbang.

“Pencegahan dapat dimulai dari menerapkan Prinsip 4 pilar gizi seimbang, diantaranya Ajarkan Konsumsi makanan beragam (Kurangi makan mengandung gula yg tinggi), Biasakan perilaku hidup bersih, Melakukan aktivitas fisik yg menyenangkan, dan Mempertahankan dan memantau berat badan (BB) normal.”tuturnya.

Lebih lanjut beliau menghimbau untuk mengubah pola kebiasaan yang kurang tepat adalah dengan memulai semua itu dari diri orangtua sendiri karena anak-anak akan meniru apa yang orangtua mereka lakukan. Serta mulai sekarang berhenti untuk membandingkan anak-anak kita dengan anak orang lain, tetapi bandingkan anak-anak kita dengan kurva kesehatan.

Selain itu, Sri Nugroho Jati, pemateri kedua parenting kali ini juga mengimbau orang tua untuk dapat Hindari mengkonsumsi makanan Junk food yang berlebihan, karena beresiko menurunkan fungsi kognitif, seperti mengantuk, kesulitan memahami, gangguan memori, dan kesulitan konsentrasi khususnya pada anak.

Parenting kali ini juga, diadakan Pemilihan kepengurusan POMG SDIT Alkarima Kubu Raya untuk masa bakti 2023-2026.

P5 SDIT ALKARIMA: SAYANG TEMAN “NO BULYYING”

P5 SDIT ALKARIMA: SAYANG TEMAN “NO BULYYING”

P5 SDIT ALKARIMA: SAYANG TEMAN “NO BULYYING”

Jumat (16/6) SDIT Alkarima Kubu Raya kembali menggelar P5 atau Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila  dengan tema Bangunpah jiwa dan raga “Sayangi Diri Sayangi Teman”. P5 kali ini bertujuan untuk memberikan edukasi kepada peserta didik serta pengalaman yang nyata dalam mewujudkan nilai-nilai luhur Pancasila, seperti bagaimana cara menyayangi diri sendiri serta menyayangi orang lain.

Dalam mewujudkan hal tersebut, peserta didik akan diberikan serangkaian aktivitas berupa proyek pembelajaran baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Selain itu ada juga kegiatan mendongeng dengan tema No Bulyying serta penandatangan komitmen sayang Teman dan No Bulyying.

“Saya berharap melalui kegiatan P5 kali ini dapat menumbuhkan karakter sayang teman kepada seluruh peserta didik sehingga tidak ada lagi bullying di sekolah. Mengingatkan yang utama di sekolah tidak boleh ada bullying. Sekolah harus dirindukan berada di zona yang sangat nyaman.,” sebut Syabandi, kepala SDIT Alkarima.

Dengan demikian siswa bisa sadar dan menahan diri untuk tidak melakukan pembulyyian karena ingan dengan komitmen dan janji yang telah mereka tandatangani. Menurutnya, hal itu bisa menangkal bullying di sekolah.

“Jadi nanti kalau ada anak-anak sekolah mau melakukan bully, mereka bisa menahan diri dan sadar bahwa mereka telah mendapat pelajaran mengenai sayang teman dan telah berjanji dengan komitmen tanda tangan No Bully. ,” ungkapnya.

“Inilah sebuah sistem  atau program sekolah dalam upaya memberantas Bullying, sampai suatu hari tidak ada lagi peristiwa bullying-bullying yang meresahkan yang ada hanya semua peserta didik menjadi orang-orang yang menyayangi teman-temannya dan orang lain.,” tegas Syabandi.

 

Para siswa terlihat sangat antusias dan bersemangat dalam kegiatan P5 kali ini.

“Saya sangat senang bisa mengikuti P5 ini, saya menjadi sadar dan mengerti bagaimana cara mencintai diri dan menyayangi teman. Takut dosa, karena saya telah berjanji untuk tidak pernah melakukan olok-olok atau bully dimanapun. ” ujar Neo, Siswa kelas 4C SDIT Alkarima Kubu Raya.