“Aku Menjadi Nelayan di Serapah Buaya”
Oleh : Zeal Bilbashwara Siraja Azhar
Assalamualaikum warahmatullahi wabaraktuh.. Teman-teman, serta Ummi dan Abi semua…
Perkenalkan namaku Zeal Bilbashwara Siraja Azhar. Panggil saja Zeal. Zeal bersekolah di SDIT Al-Karima Kubu Raya. Sekarang aku duduk di kelas 3 C.
Teman-teman, mau tau tidak kisah seruku saat berada di sekolah? Aku mau bercerita lewat tulisanku ini. Semoga kalian suka dengan cerita ini ya?
Pengalaman seru ini adalah saat aku mengikuti lomba bercerita disekolah. Cerita yang harus aku bawakan judulnya SERAPAH BUAYA.
Awalnya aku takut mendengar judulnya. Tapi setelah membaca naskahnya, aku tidak takut lagi. Itu kan hanya cerita. Akupun belajar menghapalkan cerita ini. Dibantu dengan beberapa gambar berwarna. Gambar-gambarnya dikirim oleh Omi (ibuku) yang saat itu sedang di luar kota.
Setiap malam sepulang Opi (Abi) bekerja, aku latihan. Nenek juga ikut membantu melatihku. Pokoknya heboh suasana rumah. Nenek bilang begini, dan Opi bilang begitu. Adikku juga ikutan mengganggu dan ingin ikutan. Terkadang aku malas berlatih karena capek. Tapi aku lanjut latihan lagi. Agar nanti bisa tampil dengan baik.
Saat hari lomba tiba, aku menjadi seperti nelayan yang membawa pancingan. Pancingannya terbuat dari bambu. Opi di rumah yang membuatkannya.
Baju yang aku pakai adalah baju kaos gambar among us. Dan celana panjang biru gelap. Di bahuku diselendangkan sarung warna hitam juga.
Di kepalaku aku memakai caping besar. Aku juga memakai sebuah kumis yang terbuat dari selotip hitam, yang dibentuk menjadi kumis bapak-bapak. Aku geli sendiri melihatnya. Wajahku tampak berbeda. Seperti orang tua.
Tapi kata Opi dan Omi aku harus PD alias percaya diri. Dan Aku dipesankan Opiku, ketika tampil jangan memakai sepatu atau sendal. Agar benar-benar mirip nelayan!
Ha ha ha
Saat aku berkaca sekali lagi, aku terlihat lucu sekali.
***
Hari lombapun tiba. Sesampainya disekolah, teman-temanku menertawaiku karna aku seperti nelayan sungguhan.
“Zeal..zeal jadi nelayan ke?”
“Ih zeal ade kumis”
Kawan-kawan sangat antusias dan kepo. Mereka baru saja tanding futsal. Teman-temanku ini bernama Thariq, Fadhil, Salman, Nuha, Hanif, Fikri dan Alif. Mereka habis ikut lomba futsal. Dan mereka ikut menontonku memberi semangat. Teman-teman lain di 2 C juga menontonku lomba. Ustadzah Wani dan Maulit juga memberi semangat untukku.
Saat itu kulihat banyak juga yang ikut lomba bercerita ini. Yang menonton juga banyak karena kami berlomba dilapangan sekolah. Suasana di sekolah saangat ramai. Banyak anak-anak dari kelas lain. Mereka juga ikut lomba yang lain.
Karena ramai, aku nyaris lupa isi ceritaku. Jadi aku baca saja. Padahal di rumah aku berlatih tanpa melihat kertas. Tap tidak apa-apa, pikirku. Yang penting aku sudah tampil di depan kawan-kawan dan guru-guruku.
Saat tampil hatiku dag dig dug. Tapi aku tetap berusaha percaya diri. Ada adik, Opi dan nenekku yang juga ikut menontonku. Juga guru-guru dan teman-teman sekelas. Orang-orang memfoto saat aku tampil. Aku merasa keren walau jelek memakai kumis. He he he
Cerita yang aku bawakan di lomba judulnya “Serapah Buaya”. Ini adalah cerita Rakyat Kubu Raya. Ceritanya sangaat menarik. mengisahkan 2 orang nelayan miskin yang saat sedang memancing, menemukan rumah kosong di pinggir sungai.
Ternyata rumah aneh itu didalamnya banyak buaya. Buayanya banyak dan ada yang sedang melakukan acara perkawinan. Singkat kata, ada buaya yang mengamuk dan mengeluarkan serapah. Serapah inilah yang mengilhami kisah Serapah Buaya tadi.
Selesai membawakan cerita di lomba, aku merasa semuanya sangat seru. Aku lega sudah tampil. Tapi aku tidak menang. Walau tidak menang, pengalaman ini sangat menyenangkan. Aku akan ikut lagi jika nanti ada lagi lomba bercerita.
***
Baiklah kawan-kawan. Itulah tadi pengalaman mengesankan saat aku berada di sekolah. Sesungguhnya setiap hari di sekolahku selalu seru. Karena kawan-kawanku semuanya keren. Guru-guruku juga seru-seru. Kami selalu bersemangat ke sekolah.
Semoga kawan-kawan yang membaca cerita ini suka dengan ceritaku ya? Sampai jumpa. Terima kasih sudah membaca cerita ini.
Masyaa Allah. Bagus sekali tulisannya. ?
terima kasih ariniapri1008@gmail.com